FacebookInstagramTwitterContact

 

Study Claims Drinking A Mug Of Black Tea Provides Enough Nutrients To Prevent COVID Infection           >>           Buyers Beware: Turmeric Products Are Often Contaminated With Lead           >>           Calcium: Why You Need It, Debunking Myths About It, And The Best Plant-Based Food Sources Of This Important Mineral           >>           Rubber Duck Washes Up On Scottish Beach 18 Years After It Was Released In Ireland           >>           Sainsbury’s Finally Gets The Price Of Freddo Right — After 19 Years           >>           Raya Joy for Hospital Patients           >>           Job Recruitment Interview           >>           Bilateral Exercise           >>           Hari Raya Aidilfitri can Alleviate Homesickness           >>           Spectrum Exhibition 2024           >>          

 

SHARE THIS ARTICLE




REACH US


GENERAL INQUIRY

[email protected]

 

ADVERTISING

[email protected]

 

PRESS RELEASE

[email protected]

 

HOTLINE

+673 222-0178 [Office Hour]

+673 223-6740 [Fax]

 



Upcoming Events





Prayer Times


The prayer times for Brunei-Muara and Temburong districts. For Tutong add 1 minute and for Belait add 3 minutes.


Imsak

: 05:01 AM

Subuh

: 05:11 AM

Syuruk

: 06:29 AM

Doha

: 06:51 AM

Zohor

: 12:32 PM

Asar

: 03:44 PM

Maghrib

: 06:32 PM

Isyak

: 07:42 PM

 



The Business Directory


 

 



Kalimantan


  Home > Kalimantan


Bupati Tutup Pameran Wastra Borneo


 


 October 22nd, 2016  |  08:49 AM  |   976 views

Sintang - KOTA

 

 Di sejumlah negara menunjukkan bawah kearifan dan tradisi lokal terbukti tidak menjadi penghalang bagi proses pembangunan. justru sebaliknya, kearifan dan tradisi lokal beserta hasil karya yang ada di dalamnya, mampu menjadi salah satu kekuatan dalam mencapai keberhasilan pembangunan.

 

 

 

Demikian disampaikan Bupati Sintang Jarot Winarno saat menutup Pameran Wastra Borneo di Pendopo Bupati Sintang pada Kamis, 20 Oktober 2016. “keunikan dari kearifan dan tradisi lokal, sangat relevan dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang di dalamnya mengusung semangat green economy, yang telah menjadi komitmen global. maka dari itu, menjadi kewajiban kita untuk menjaga, memertahankan dan mengembangkan kearifan dan tradisi lokal secara serius dan optimal” tambah Jarot Winarno.Menurut Bupati Sintang, event pameran wastra borneo dan festival tenun ikat yang telah kita selenggarakan sejak tanggal 18 oktober yang lalu di kabupaten sintang, yang di dalamnya menampilkan kain-kain  tradisional yang indah beserta mengunjungi musem yang menghimpun karya seni budaya, pada dasarnya merupakan bentuk nyata dari upaya kita menjaga, mempertahankan dan mengembangkan kearifan dan tradisi lokal yang dimiliki di pula borneo.“khusus tentang tenun ikat, perlu saya jelaskan bahwa produk lokal ini menjadi identitas diri bagi suku dayak sintang, yang dihasilkan dengan menenun melalui hand made serta menggunakan bahan-bahan pewarnaan alam sebagai wujud pelestarian alam dan hutan. tenun ikat yang telah memperoleh pengakuan internsional ini, sebagai kebangaan kami sehingga harus didorong ke ruang publik yang semakin luas. tenun ikat tidak boleh hanya berada pada ide pelestarian warisan budaya semata, akan tetapi juga harus difungsikan sebagai sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat. sebagai sarana edukasi, tenun ikat harus dijadikan pusat pengetahuan dan pembelajaran tentang nilai-nilai filosofis yang melekat selain aspek teknis yang ada di dalamnya. sedangkan sebagai sebagai sarana pemberdayaan masyaraka, tenun ikat menjadi komoditas yang memperkuat  ekonomi masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan” tambah Bupati Sintang.Ketua Panitia Wastra Borneo 2016 Marchues Afen menjelaskan pameran kain tradisional selama tiga hari bisa berjalan lancar dan sukses. "Kami berharap kegiatan ini mampu mendekatkan museum kepada masyarakat kabupaten sintang. Meningkatkan rasa bangga masyarakat sintang akan keberadaan tenun ikat. Kami juga sudah melaksanakan berbagai lomba untuk memeriahkan pameran wastra borneo 2016. Pada tahun 2017 nanti, pameran wastra borneo akan dilaksanakan di Kota Kinabalu Sabah Malaysia” terang Marchues Afen.

Demikian disampaikan Bupati Sintang Jarot Winarno saat menutup Pameran Wastra Borneo di Pendopo Bupati Sintang pada Kamis, 20 Oktober 2016.

 

“keunikan dari kearifan dan tradisi lokal, sangat relevan dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang di dalamnya mengusung semangat green economy, yang telah menjadi komitmen global. maka dari itu, menjadi kewajiban kita untuk menjaga, memertahankan dan mengembangkan kearifan dan tradisi lokal secara serius dan optimal” tambah Jarot Winarno.

 

Menurut Bupati Sintang, event pameran wastra borneo dan festival tenun ikat yang telah kita selenggarakan sejak tanggal 18 oktober yang lalu di kabupaten sintang, yang di dalamnya menampilkan kain-kain  tradisional yang indah beserta mengunjungi musem yang menghimpun karya seni budaya, pada dasarnya merupakan bentuk nyata dari upaya kita menjaga, mempertahankan dan mengembangkan kearifan dan tradisi lokal yang dimiliki di pula borneo.

 

“khusus tentang tenun ikat, perlu saya jelaskan bahwa produk lokal ini menjadi identitas diri bagi suku dayak sintang, yang dihasilkan dengan menenun melalui hand made serta menggunakan bahan-bahan pewarnaan alam sebagai wujud pelestarian alam dan hutan. tenun ikat yang telah memperoleh pengakuan internsional ini, sebagai kebangaan kami sehingga harus didorong ke ruang publik yang semakin luas. tenun ikat tidak boleh hanya berada pada ide pelestarian warisan budaya semata, akan tetapi juga harus difungsikan sebagai sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat. sebagai sarana edukasi, tenun ikat harus dijadikan pusat pengetahuan dan pembelajaran tentang nilai-nilai filosofis yang melekat selain aspek teknis yang ada di dalamnya. sedangkan sebagai sebagai sarana pemberdayaan masyaraka, tenun ikat menjadi komoditas yang memperkuat  ekonomi masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan” tambah Bupati Sintang.

 

Ketua Panitia Wastra Borneo 2016 Marchues Afen menjelaskan pameran kain tradisional selama tiga hari bisa berjalan lancar dan sukses.

 

"Kami berharap kegiatan ini mampu mendekatkan museum kepada masyarakat kabupaten sintang. Meningkatkan rasa bangga masyarakat sintang akan keberadaan tenun ikat. Kami juga sudah melaksanakan berbagai lomba untuk memeriahkan pameran wastra borneo 2016. Pada tahun 2017 nanti, pameran wastra borneo akan dilaksanakan di Kota Kinabalu Sabah Malaysia” terang Marchues Afen. (Slh/Hms)

 


 

Source:
courtesy of KALIMANTAN NEWS

by Kalimantan-News

 

If you have any stories or news that you would like to share with the global online community, please feel free to share it with us by contacting us directly at [email protected]

 

Related News


Lahad Datu Murder: Remand Of 13 Students Extende

 2024-03-30 07:57:54

Solomon Islands: The Pacific Election Being Closely Watched By China And The West

 2024-04-18 00:06:57

Whistleblower 'Would Not' Put Family On Boeing 787 Jet

 2024-04-18 01:01:12