Home > Kalimantan
Tingkatkan Kualitas UMKM Untuk Hadapi Persaingan MEA
October 28th, 2016 | 09:01 AM | 924 views
JAKARTA
Spesialisasi dan pelibatan industri dalam penentuan kurikulum pendidikan kejuruan jadi kunci daya saing Jerman. Duales system yang dianut Jerman memberikan peluang peningkatan keterampilan yang luas bagi generasi muda melalui proses magang sehingga dihasilkan lulusan berdaya saing yang memiliki skill sesuai kebutuhan pasar tenaga kerja.
Hal tersebut disampaikan IHK (Kamar Dagang dan Industri) Rheinhessen dalam kunjungan Delegasi BKSAP ke Mainz, ibukota negara bagian Rheinland Pfalz. Daya saing ekonomi nasional di tengah liberalisasi perdagangan regional menjadi fokus kunjungan BKSAP ini.
Menanggapi pernyataan tersebut Ketua Delegasi BKSAP, Juliari Batubara, memberikan respon agar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia mendapatkan perhatian intensif dari pemerintah, dengan begitu diharapkan kualitas UMKM mengalami peningkatan. Dia mengatakan sejalan dengan implementasi MEA, daya saing UMKM membutuhkan perhatian tersendiri.
“Perekonomian Jerman merupakan yang terbesar di kawasan Eropa dan secara mayoritas digerakkan oleh UMKM. Secara statistik, 99,6 persen perekonomian Jerman terdiri dari UMKM. Baik Jerman maupun Indonesia merupakan negara terbesar dan memegang posisi penting di regional grouping masing-masing. Sehingga layak untuk menelaah lebih dekat faktor-faktor yang memperkuat daya saing industri nasional mereka di tengah liberalisasi ekonomi kawasan,” jelas Juliari dalam rilis yang diterima Parlementaria, Rabu (26/10/2016).
Selain melakukan pertemuan dengan IHK, BKSAP melakukan pertemuan dengan pelaku bisnis setempat dan kunjungan ke industri unggulan di Mainz. Untuk negara bagian Rhineland Pfalz yang memiliki penduduk 523.000, saat ini terdapat 29.000 pengusaha yang sebagian besar berkategori UMKM.
Dalam dialog dengan para pelaku UMKM dibahas berbagai isu terutama terkait peningkatan kerjasama perdagangan antara UMKM Indonesia dan Jerman. Pelaku UMKM banyak yang menanyakan mengenai peluang pasar serta aturan legislasi dan kebijakan impor Indonesia.
Selain itu ada yang menanyakan mengenai kelapa sawit. Terkait hal tersebut Ketua Delegasi BKSAP menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk produksi minyak sawit secara berkelanjutan dan penerapan proses produksi ramah lingkungan.
Kunjungan BKSAP ke Rheinland-Pfalz ditutup dengan kunjungan lapangan ke Schott AG yang memproduksi bahan baku kaca untuk industri farmasi, elektronik, optik, industri otomotif dan penerbangan. (BKSAP-eko)
Source:
courtesy of KALIMANTAN NEWS
by Kalimantan-News
If you have any stories or news that you would like to share with the global online community, please feel free to share it with us by contacting us directly at [email protected]